Sabtu, 06 September 2014

This Only Scandal

Senyum yang seperti matahari terbit itu muncul dari bibirnya. Sejenak membuatku terdiam melihatnya. Wajahnya yang baby face membuatku tak bisa mengalihkan pandangan kearahnya. Setengah tertawa dia melirik kearahku yang tengah memandangnya. Lalu, dia menyapaku dengan mengangguk dan tersenyum. Aku menghela nafas dan akhirnya pun aku membalasnya dengan senyuman kecil. Selalu seperti itu, semua orang menganggapnya skandal. Tapi, ini terlalu nyata untuk dikatakan sebagai skandal. Jangan tanyakan padaku mana yang ku ingin sekarang amtara skandal palsu atau nyata. Karena akupun juga tak tahu.
" Aku ragu jika hanya sebuah skandal disini." Aku mengangkat alis dengan bingung. Lalu, menoleh ke samping kiriku yang tengah berdiri seorang lelaki.
" Maksudmu apa Oppa?" Dia ikut duduk di sampingku dan mengendikkan dagunya ke arahnya.
" Aku tahu." Aku memukul pelan pundaknya dan dia tertawa.
" Aku sudah lama mengenalnya. Dan kau, tak usah lamapun aku bisa tahu. Dongsaengku yang manis ini sedang terjebak dalam realita sebuah skandal." Aku termenung sejenak lalu menatapnya lagi.
" Wookie Oppa, menurutmu apakah aku ini pantas bersanding dengannnya?" Di tersenyum dan mengacak gemas poniku.
" Kau pantas dengan siapapun. Jangan merendahkan dirimu seperti itu." Aku merenggut sedih.
" Aku rasa aku terlalu rendah oppa. Aku tidak pantas untuk dia yang sempurna." Ryeowook Oppa merangkul pundakku dengan sayang.
***
" One.. Two.. Three.. Lets go." Suara musik dance mulai menggema di ruangan practice dan aku mulai mengikuti aba-abanya.
" Enough for today." Coach-ku tersenyum melihatku yang sudah terduduk di lantai dengan peluh yang banyak, aku mengangguk.
" Thank you." Aku menghela nafas panjang setelah coach pergi dari ruangan ini. Selalu begini, menjadi leader merupakan hal yang melelahkan. Tapi aku tidak boleh menyerah disini, ini masih panjang. Aku berusaha berdiri tapi rasanya lututku lemas sekali dan akhinya aku terduduk kembali. Kenapa aku lemah begini sih?
" Perlu bantuan?" Aku melirik dari celah poni rambut yang menutupi rambutku. Dia sudah datang. Tangannya menyibak helaian rambut yang menutupi wajahku. Lalu, dia mengusap titik keringat di wajahku.
" Minumlah!" Dia mengulurkan mineral kearahku dengan senyumannya yang sangat ku hafal dan ku sukai. Dengan lemas aku menerimanya, tubuhku sedikit lega setelah terisi air.
" Apa harus seperti ini? Kau sudah berlatih dari jam 7 hingga sekarang sudah jam 3. Itu sepertinya sudah berlebihan." Aku menunduk.
" Aku memang harus seperti ini. Bahkan dia pun tidak mengeluh." Kami bertatapan lama. Well, i hope you say that i want. Aku hanya bisa membatin, miris sekali aku ini. Terlalu berharap.
" Beristirahatlah dulu, sebentar lagi EXO akan berlatih." Aku terdiam kecewa. Lalu, aku mulai beranjak meskipun sendi-sendiku rasanya sakit sekali.
" Baiklah aku akan pergi, selamat berlatih." Aku berjalan tertatih keluar dari room practice. Dan aku tak mau menengok ke belakang. Aku sangat bodoh. Aku tak ingin melihatnya. Sekali Scandal  tetap Scandal!!!

-----------------FIN----------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar